Minggu, 23 Desember 2012

Terapi Oksigen




Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan yang diberikan dalam upaya untuk mempertahankan okasigenasi jaringan yang adekuat. Peningkatan ekspansi paru, mobilisasi sekresi, dan upaya mempertahankan jalan nafas yang paten yang akan membantu klien dalam memenuhi kebutuhan oksigensasi. Beberapa klien, bagaimanapun juga, membutuhkan terapi oksigen untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang sehat.

Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah (1) untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.

Adapun indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut :
1. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah.
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan.
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

Berdasarkan indikasi utama diatas maka terapi pemberian O2 dindikasikan kepada klien dengan gejala : sianosis, hipovolemi, perdarahan, anemia berat, keracunan CO, asidosis, selama dan sesudah pembedahan, klien dengan keadaan tidak sadar.

Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemberian oksigen diantaranya adalah sebagai berikut :
1. keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus menerus selama 1-2 hari.
2. Retensi Carbon Diaoksida
3. Atelektasis
4. Oksigen 100% menimbulkan efek toksik. Apabila Oksigen 80-100% diberikan kepada manusia selama 8jam atau lebih, maka dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan., disstress substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan, dan batuk.
5. Pemajanan selama 24-48jam dapat mengakibatkan kerusakan jaringan paru.
6. Retinipati prematuritas, yaitu pembentukan jaringan vaskuler pada mata yang dapat mengakibatkan kelainan penglihatan berat.
7. Pemberian Oksigen 100% pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, rasa pening, kejang, bunyi berdesing dalam telinga, dan koma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar