Minggu, 23 Desember 2012

Penatalaksanaan Meningitis


Pemeriksaan Pendukung


A. Pemeriksaan Diagnostik
  1. Punksi Lumbal (Lumbal Puncture/LP) dilakukan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal dan mengambil contoh cairan spinalis. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa. LP tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Hal ini disebabkan karena penurunan tekanan yang sangat cepat setelah pembuang CSF dapat menyebabkan herniasi struktur otak ke dalam foramen magnum.
  2. Pemeriksaan darah terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
  3. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.




B. Pemeriksaan radiografi
  1. CT Scan dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau lesi intrakranial atau mengevaluasi dan menentukan luasnya cedera neurologis.
  2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dilakukan untuk mendiagnosis adanya tumor, infark dan kelainan pada pembuluh darah di otak.



Pencegahan

Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor predisposisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.

Beberapa upaya preventif pada bayi dan anak yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan imunisasi tepat waktu.
b. Membatasi jumlah orang yang menjenguk bayi baru lahir seminimal mungkin.
c. Pada usia bayi 0-3bulan usahakan membatasi diri untuk keluar rumah atau jalan-jalan ketempat-tempat ramai seperti mall, pasar, dan rumah sakit.
d. Menjauhkan bayi atau anak dari orang yang sakit.
e. Usahakan bayi atau anak tetap berada pada lingkungan dengan temperatur yang nyaman.

1 komentar: